Wabup Sidak Pangkalan Gas di Tanjungpandan, Minta Distribusi Tepat Sasaran

0
6

Tanjungpandan, setda.belitung.go.id – Wakil Bupati Belitung, Syamsir, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pangkalan Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram di seputaran Kota Tanjungpandan, Kamis (18/09). 

Sidak dilakukan untuk merespons laporan masyarakat terkait isu kelangkaan dan penjualan gas bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Dalam kunjungannya, Wabup menekankan pentingnya pendistribusian gas melon agar tepat sasaran, yakni hanya kepada masyarakat pra-sejahtera dan pelaku usaha mikro, sesuai regulasi yang berlaku. 

Dalam sidak ini, Wabup didampingi oleh perwakilan dari instansi terkait, termasuk Bagian Ekonomi dan Dinas yang membidangi perdagangan.

​Penjualan diatas HET menjadi sorotan utama dan salah satu temuan utama di lapangan adalah adanya pangkalan yang diduga menjual LPG 3 kg melebihi HET yang ditetapkan pemerintah daerah.

Wabup menegaskan, pihaknya akan menindaklanjuti temuan ini dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) untuk memberikan sanksi tegas. “Kami ingin memastikan gas subsidi ini betul-betul sampai ke tangan yang berhak dan dijual sesuai harga yang ditetapkan. Jika ada pangkalan yang nakal, menjual di atas HET atau melakukan penimbunan, kami tidak segan untuk memproses hukum,” tegas Syamsir.

​Penguatan Pengawasan dan Mekanisme Pembelian

​Pemerintah Kabupaten Belitung bersama Pertamina diinstruksikan untuk memperketat pengawasan penyaluran dan mendorong mekanisme pembelian yang terdata, seperti; penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Kendali, untuk menghindari penyalahgunaan.

​Ditambahkan Wabup, setiap pangkalan wajib mematuhi aturan. Masyarakat juga diminta proaktif melapor jika menemukan indikasi pelanggaran. “Kita akan terus pantau pergerakan distribusi gas ini untuk menjamin ketersediaan dan kestabilan harga bagi warga”, pungkasnya.

Pemkab Belitung berencana untuk terus melakukan monitoring berkala dan akan memanggil seluruh pangkalan yang terdaftar untuk sosialisasi ulang dan penandatanganan fakta integritas kepatuhan terhadap HET dan aturan distribusi.

Sementara itu, Perwakilan dari Pertamina, Wira menyatakan bahwa pasokan LPG 3 kg di Belitung sebenarnya cukup aman dan tidak terjadi kelangkaan. Kuota harian bahkan menunjukkan kelebihan atau over sekitar 12%.

Ia mengidentifikasi dua masalah utama yang menjadi perhatian. 

Pertama, ​Isu Panic Buying: Beliau mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying. Banyak konsumen yang membeli tabung lebih dari yang dibutuhkan, misalnya; membeli tiga tabung padahal hanya perlu satu, sehingga menyebabkan rak atau pangkalan cepat kosong.

Kedua, ​LPG Non-PSO (12 kg): Pertamina akan menindaklanjuti dan mengarahkan agen untuk mengoptimalkan penjualan LPG non-subsidi (yang 12 kg). Tujuannya adalah untuk mengalihkan permintaan masyarakat ke sana dan meningkatkan penjualan serta memastikan kapasitas sesuai.

​Tindakan lanjutan juga akan dilakukan untuk mengimbau agen yang menjual non-PSO agar volume penjualannya bisa meningkat dan distribusinya lebih sesuai dengan takaran. Hal ini dilakukan untuk mengatasi disparitas yang ada saat ini di mana penjualan lebih banyak terfokus pada tabung 3 kg. (Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Belitung) 

  • Foto : Aryantony
  • Narasi : Teddy
  • Editor : Fradika
  • Redaktur : Nora